Tottenham Juara Liga Europa di Tengah Musim Suram
Tottenham juara Liga Europa 2024/25 menjadi kejutan besar di tengah musim yang penuh gejolak. Dalam kompetisi Premier League, Spurs tampil jauh dari konsisten dan mengakhiri musim dengan 21 kekalahan—rekor terburuk dalam satu dekade terakhir. Harapan untuk meraih gelar domestik nyaris punah, dan para pendukung kehilangan optimisme terhadap tim kesayangan mereka.
Namun di balik kehancuran di liga domestik, Spurs justru menunjukkan wajah berbeda di pentas Eropa. Alih-alih menjadi tim penggembira, mereka justru menjelma menjadi kekuatan baru yang tak terduga. Dari fase grup hingga final, perjalanan Tottenham adalah kisah penuh determinasi, kejutan, dan kebangkitan.
Fase Grup: Langkah Tidak Sempurna Tapi Penuh Harapan
Perjalanan Tottenham di Liga Europa dimulai dengan kemenangan meyakinkan atas Qarabag dan Ferencvaros. Namun ujian sesungguhnya datang saat mereka harus menghadapi Galatasaray di Istanbul. Kekalahan 2-3 dari klub Turki itu menyadarkan mereka bahwa jalan menuju juara tidak akan mudah.
Meski sempat meraih hasil imbang melawan AS Roma dan Rangers, Spurs berhasil menyudahi fase grup dengan kemenangan atas Hoffenheim dan Elfsborg. Dengan lima kemenangan dari delapan laga, mereka melaju ke fase gugur dengan semangat baru. Meski belum tampil sempurna, Spurs mulai menunjukkan karakter tim pemenang.
Babak Gugur: Mental Baja di Ujung Jurang
Di babak 16 besar, Tottenham nyaris tersingkir setelah kalah 0-1 dari AZ Alkmaar. Namun di leg kedua, mereka bangkit dengan skor 3-1 dalam laga dramatis di London. Setelah itu, mereka menghadapi Eintracht Frankfurt dan menang tipis 1-0 setelah bermain imbang di leg pertama. Semifinal menjadi panggung terbesar mereka sejauh ini, saat mereka mengalahkan Bodo/Glimt dengan agregat mencolok 5-1.
Perjalanan Spurs di fase gugur adalah cerminan dari semangat tak menyerah. Meskipun tak pernah benar-benar dominan, mereka terus menemukan cara untuk menang. Keteguhan inilah yang mengantar mereka ke Bilbao.
Final Liga Europa: Tottenham Bekuk MU dengan Gol Tunggal
Final Liga Europa 2024/25 mempertemukan dua raksasa Inggris: Tottenham Hotspur melawan Manchester United. Bertempat di Stadion San Mames, Bilbao, laga berlangsung ketat dan penuh tekanan. Tidak ada banyak ruang bagi kedua tim untuk bermain indah.
Namun satu momen di menit ke-42 jadi pembeda. Umpan silang dari Pape Sarr menciptakan kekacauan di kotak penalti MU. Luke Shaw gagal membuang bola dengan sempurna, dan Brennan Johnson memanfaatkan peluang itu untuk menjebol gawang Andre Onana. Gol sederhana, tapi sangat berarti.
MU terus menekan di babak kedua, tapi solidnya duet bek Van de Ven dan penampilan luar biasa Vicario di bawah mistar memastikan keunggulan tetap bertahan hingga akhir laga.
Postecoglou: Pembuktian di Tengah Keraguan
Ange Postecoglou datang dengan gaya permainan menyerang yang ambisius. Namun musim pertamanya penuh keraguan. Performa di Premier League menurun drastis, dan suaranya mulai dipertanyakan. Tapi lewat kemenangan di Liga Europa, Postecoglou membungkam semua kritik.
Tottenham juara Liga Europa bukan hanya tentang trofi, tapi juga tentang pembuktian. Tentang bagaimana seorang manajer mempertahankan keyakinan di tengah badai. Tentang bagaimana sebuah tim menemukan jati diri mereka kembali, di panggung yang paling menentukan.
Kesimpulan: Tottenham Juara Liga Europa, Awal Sebuah Era Baru
Kemenangan ini lebih dari sekadar trofi. Ini adalah bukti bahwa Tottenham bisa bangkit dari keterpurukan. Dari tim yang dicemooh karena kegagalannya di liga, kini mereka menjadi juara Eropa yang dikenang. Tottenham juara Liga Europa bukan hanya menjadi akhir indah musim ini, tapi mungkin juga awal dari era yang lebih gemilang.